Permasalahan SIM-RS

November 29, 2013 0

Permasalahan SIMRS, Suatu Aplikasi SIMRS yang andal apabila dapat mengantisipasi adanya perubahan dalam SOP, Kebijakan, peraturan-peraturan atau adanya pengembangan subsistem dalam rumah sakit.
Berikut ini akan ditampilkan beberapa perubahan terbanyak yang seharusnya terjadi/tidak dapat dihindari (karena perubahan tersebut dapat meningkatkan citra rumah sakit), tetapi dapat menimbulkan permasalahan pada Aplikasi SIMRS (asumsi telah mempunyai Aplikasi SIMRS/SIRS):
  1. Pelayanan Registrasi yang awalnya registrasi hanya diloket kemudian dikembangkan menjadi registrasi dibeberapa tempat atau registrasi online.
  2. Pelayanan obat rawat inap yang awalnya menggunakan sistem peresepan berubah menjadi penggunaan CPO (catatan pemberian obat) pada ODDD atau OUDD
  3. Perubahan tarif pelayanan maupun pola tarif.
  4. Peningkatan status klas/tingkat rumah sakit maupun adanya akreditasi rumah sakit
  5. Adanya Aplikasi pihak ketiga misalnya dari pemasok BAKHP/KSO atau Penjamin.
  6. Perubahan monitoring dan evaluasi indikator kinerja rumah sakit
  7. Penerapan ISO terakreditasi atau atau pengembangan standar pelayanan internasional lainya
  8. Penataan catatan medik dan data pelanggan
  9. Pengendalian Fraud atau Abuse dari aspek rumah sakit, pelanggan atau penjamin
  10. Perubahan pengukuran kinerja /pengganjian pegawai/karyawan
dan lain-lain perubahan atau pengembangan medical pathway’s atau pengembangan subsistem lainya misalnya jenjang pendidikan, kepangkatan, prestasi.

Permasalahan (SIMRS) di rumah sakit, Anda mungkin sebagai Manajemen rumah sakit atau pengembang sistem di rumah sakit atau mungkin juga sebagai konsultan dan sistem informasi yang dibuat sampai saat belum memberikan hasil secara optimal apa yang diharapkan atau disepakati sejak awal pelaksanaan, maka tidak perlu khawatir jika pelaksanaan belum setahun, karena membuat suatu aplikasi yang dapat memberikan solusi pada user tidaklah semudah yang dibayangkan. Tetapi apabila pelaksanaannya telah melebihi setahun dan apalagi telah melampaui masa periode uji coba dan tetap saja permasalahan yang anda hadapi tidak berkurang, malah bertambah dengan adanya aplikasi SIMRS maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi SIMRS tersebut sebenarnya yang bermasalah, hanya saja penyebab permasalahannya ada pada masing-masing individu (Pengembang, konsultan dan manajemen) yang terkait. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan koreksi bersama-sama
SIMRS merupakan integrasi subsistem yang ada di rumah sakit, SIMRS adalah satu diantara subsistem dalam rumah sakit, oleh karena itu agar SIMRS dapat mendukung manajemen rumah sakit dalam mencapai Visi dan Misinya maka seharusnya SIMRS berjalan optimal. Suatu dukungan teknologi saat ini agar SIMRS dapat berfungsi optimal yaitu dengan menggunakan Applikasi komputer yang selanjutnya (dalam tulisan ini) disebut Aplikasi SIMRS
Beberapa penyebab kegagalan Aplikasi SIMRS.
  1. Rumah Sakit tidak mempunyai blue print yang akurat (keseimbangan antara Brainware, Software, Hardware dan infra struktur)
  2. Sistem Analist kurang jeli melihat/menterjemahkan kebutuhan RS
  3. Developer dan Konsultan kurang menghayati Visi, misi, strategi dan kebijakan RS (manajemen/Pemilik) dan kurang mengantisipasi perubahan2 subsistem (pelayanan klinik dan non klinik)
Beberapa permasalahan lainnya yang timbul dalam pengaplikasian SIMRS:
Inventarisasi Masalah
1. Penerimaan pengeluaran Biaya
2. Penerimaan pengeluaran BAKHP, Op RS, dll
3. Kinerja Karyawan termasuk pendidikan/penjenjangan
5. Medical Records
6. Pelayanan Medis termasuk obat
7. Pelayanan Non medis termasuk registrasi
8. Keluhan eksternal dan internal
9. Monitoring indikator kesehatan, KPI, Indikator Operasional
10.Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
11.Pemasaran/Informasi
12.Aplikasi Pihak ketiga
Masing-masing permasalah tersebut di analisa sampai akar permasalahannya, kemudian menetapkan Tindakan koreksi maupun tindakan pencegahannya.
Tindakan Koreksi dan pencegahan inilah yang menjadi tujuan utama Aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang akan dibuat oleh Pengembang.
Kegagalan Modul2 Aplikasi:
REGISTRASI
Kegagalan registrasi terutama disebabkan oleh ketidak patuhan pengunjung maupun petugas
eMEDICAL RECORD
Kegagalan eMR terutam disebabkan methode pengumpulan data yang tidak efisien dan optimal
BILLING SYSTEM
Kegagalan Billing System disebabkan aplikasi tidak mempunyai mekanisme kendali
MONITORING DAN EVALUASI
Kegagalan monev terutama disebabkan Proses pengumpulan maupun format data yang tidak akurat
PELAPORAN
Ketidak akurasian Laporan disebabkan banyaknya data tidak teridentifikasi dan terverifikasi
Suatu kendala utama sampai saat ini yang dialami oleh unit pelayanan/rumah sakit yang mempunyai kontrak kerja dengan pihak ketiga/penanggung/pemasok alat adalah ketidak sepahaman nomenklatur
Permasalahan SIMRS (aspek Rumah Sakit)
Blue print SIMRS sebaiknya dibuat dan disesuaikan dengan rancangan strategi jangka panjang pengembangan rumah sakit secara keseluruhan .
Blue print SIMRS memuat antara lain
  1. Visi -Misi pengembangan SIMRS yang merupakan sub dari Visi-Misi Rumah Sakit diserta target pencapaian jangka pendek/ tahunan
  2. Penetapan plat form software dan alternatifnya serta pemilihan hardware yang mendukung.
  3. Kondisi ruang dan pengembangannya (SDS)
  4. Potensi lain yang mendukung antara lain SDM dan pengembangannya serta Sumber Anggaran
Permasalahan SIMRS (Aspek Konsultan dan Pengembang SIMRS)
Sebenarnya kalau mau jujur, kebijakan, komitmen dan infra struktur lainnya termasuk SDM dan SDS dari Rumah sakit sudah ada. dan dipahami betul oleh Manajemen RS sebab kalau tidak, tidak akan pernah terjadi kontrak kerja sama dengan pengembang. Kendala adakah sistem analist yang mampu menterjemahkan “kebutuhan” serta menggali permasalahan2 yang ada di RS? selanjutnya mengkomunikasikannya ke pengembang. Kendala kedua dan ini yang terbanyak. Apakah pengembang mampu menerima informasi dari Analist yang kemudian menterjemahkan kedalam Visi, Misi, Kebijakan, aturan RS?
Sebagai contoh Keinginan manajemen RS agar Regstrasi berjalan lancar (tdk ada masalah) kemudian pengembang telah membuatkan modul registrasi dengan aplikasi flatform tercanggih, dengan barcode, dengan Electronic Waiting List, informasi pasien menggunakan LCD 49 inch ala bandara udara plus sound system yang nyaring dan jelas menggunakan 8 unit Komputer tercanggih tetapi apa yang terjadi?, pasien tetap bertumpuk dengan antrian (rata pasien RJ >500 orang perhari) pada jam 8-12 Pagi, apa penyebabnya? 
”Ruang Tunggu hanya mempunyai kapasitas 40-50 orang” jadi terlihat pasien berjubel didepan loket, kalau ditanya pengembang jawabannya “Ruang tunggu sempit”, terus apakah disarankan kepada Manajemen RS merombak Rumah Sakitnya?, waduh dampak kondisi tersebut pencitraan RS makin jelek, pasien tdk mau tau apakah RS menggunakan alat yang canggih, yang penting nyaman. dan aman (Standar pelayanan non medik waktu tunggu adalah 5 menit ideal di Indonesia, di LN kurang 1 menit). Kenapa?, karena pasien yang menunggu bisa saling menularkan, nah lo...
Permasalahan SIMRS (Aspek Sub sistem)
BILLING SYSTEM
Banyak unit pelayanan mempunyai subsistem akuntansi tersendiri, namun pada prinsipnya memudahkan para menejemen dalam pengelolaan keuangan, transaksi/pencatatan serta informasi yang real time, akurat dan akuntabel
Transaksi real time dengan menggunakan semua cara bayar misalnya Tunai (cash, cek), kartu debet/kredit, uang muka/panjar, pengakuan piutang dll Otomatis tercatat dalam mekanisme pembukuan.
Informasi Penerimaan termasuk dari pihak penanggung, informasi pengeluaran termasuk pembagian jasa medik perperiode persubunit serta biaya jasa rumah sakit dan bahan alat kesehatan habis pakai (BAKHP)
Termasuk Neraca rugi/laba operasional
Dilengkapi perhitungan kewajiban/ pajak
Kesemuanya terjembatani menjadikan suatu subsistem dalam Sistem Informasi Manajemen Keuangan yang andal
MEDICAL RECORD
Catatan medik pasien (medical record) adalah satu-satunya dokumen yang sangat diyakini kebenarannya, tidak mempunyai kadaluarsa, seperti layaknya dokumen sejarah, berbeda dengan catatan inventaris kekayaan atau keuangan yang mempunya masa retensi/penyimpanan, autentik medical record dilindungi undang undang, sangat rahasia, tidak boleh hilang/rusak dan tidak boleh berubah. Seorang pasien seharusnya hanya mempunyai satu catatan medik di satu rumah sakit.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut diatas, catatan medik pasien harus tersimpan aman dalam arti yang seluas-luasnya. Pengelolaan catatan medik pasien membutuhkan suatu seni dan ilmu tersendiri, kekeliruan pengelolaan berdampak serius.
Permasalahan yang sering terjadi antara lain. Hilang dalam peminjaman, rusak dalam enyimpanan/penelitian, Berubah/lapuk dalam penyimpanan, Tercecer sebagian dalam pelayanan, Mudah diganti/disalin bila sobek (keakurasian tdk terjamin), Kesulitan mencari bila dibutuhkan, Terjadi duplikasi dalam pembuatannya
REGISTRASI
Kenapa harus dipersulit kalau bisa dilaksanakan dengan mudah, dinegara maju hampir semua pelayanan tidak lagi memerlukan suatu registrasi ditempat pelayanan.
Beberapa hal yang menyebabkan pelaksanaan registrasi menimbulkan permasalahan yang terkadang dapat menurunkan pencitraan :
Ratio Pendaftar dengan tempat/loket tidak sesuai/seimbang, tempat kurang nyaman, waktu pencatatan lebih lama karena membutuhkan data lebih banyak, kelengkapan dokumen, identifikasi yang tidak perlu, pencatatan berulang, terjadi duplikasi, registrasi ulang untuk pelayanan lainnya, otorisasi, Ketidak pastian urutan pendaftaran, biaya registrasi, dan lain-lain aturan yang mengharuskan registrasi
MONITORING DAN EVALUASI
Fase Monitor dan evaluasi semua operasional/pelaksanaan program termasuk perencanaan mutlak diketahui secara cepat dan akurat, sehingga pengambilan keputusan juga bisa lebih tepat dan cepat.
Sangat berbeda Monitirng dan evaluasi (Monev) proses bisnis kesehatan dengan lainnya, dimana memerlukan suatu penilaian terhadap indikator khusus yang berlaku universal. Misalnya adanya peningkatan ratio kunjungan terhadap penyakit tertentu.
Sebagai manajemen rumah sakit berkewajiban menginformasikan ke institusi yang berwewenang, selain mempersiapkan fasilitas akibat peningkatan indikator tersebut juga mempersiapkan contigency plan
Selain dari pada itu suatu mekanisme Monev juga harus dilengkapi EWS (Early Warning System) yang memberikan signal terhadap indikator–indikator kinerja (Operasional/manajerial) maupun signal terhadap KPI (Key Performance Indicator)
PELAPORAN
Selain tugas sebagai manejer suatu unit pelayanan, pembuatan laporan mutlak harus dibuat.
Berbagai bentuk informasi yang perlu dilaporkan, menjadikan mekanisme kerja ini perlu penanganan tersendiri.
Hambatan yang mungkin terjadi adalah:
Keterlambatan pembuatan laporan (bentuk, jumlah dan periode pelaporan, serta sumber data sangat mempengaruhi ketepatan waktu), reproduksi laporan untuk jenis dan periode yang sama sering berbeda, pengarsipan/dokumentasi, pembuatan SP (Surat Pengantar), Nomor surat/ identifikasi serta alamat tujuan Laporan. Hal tersebut dapat menyebabkan Laporan kurang akurat
VERIFIKASI
Suatu kendala utama sampai saat ini yang dialami oleh unit pelayanan/rumah sakit yang mempunyai kontrak kerja dengan pihak ketiga/penanggung/pemasok alat adalah ketidak samaan persepsi tentang item (jenis pelayanan, tarif/cost atau akomodasi). Penyebab permasalahannya adalah, mereka mempunyai aplikasi program (software) dan aturan sendiri. Akibatnya rumah sakit mempersiapkan segala sumber daya (waktu, tenaga dan alat) untuk itu. Suatu mekanisme kerja yang tidak efisien dan akhir kesemuanya itu menggangu cash flow dan operasional rumah sakit.



Rekam Medik Sebagai Bukti Hukum

November 29, 2013 0

Latar belakang masalah
Dalam undang-undang praktik kedokteran ditegaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindak dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Lebih lanjut ditegaskan dalam Permenkes no. 269/MENKES/PER/III/2008 pada pasal 13 ayat (1) bahwa rekam medis dapat dimanfaatkan/digunakan sebagai alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran oleh MKDKI, penegakan etika kedokteran dan kedokteran gigi bagi profesi kedokteran. Pada sisi lain dalam pasal 2 ayat (1) Permenkes tersebut ditegaskan bahwa rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas atau secara elektronik dalam penjelasan pasal 46 ayat (3) bahwa penggunaan teknologi informasi elektronik dimungkinkan dalam pencatatan rekam medis. Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa permasalahan antara lain apakah pencatatan dengan tertulis dan elektronik sama kekuatan hakumnya? Apakah alat bukti hukum berupa dokumen tercatat/tertulis dan elektronik sama saja kekuatan hukumnya? Apakah perintah undang-undang praktik kedokteran dengan memungkinkan secara elektronik maka rekam medis secara tertulis dapat diabaikan atau tidak diperlukan?


Pembahasan
Apa yang ditegaskan pada pasal 2 ayat (1) Permenkes/PER/III/2008 yang memungkinkan dipilihnya dua cara, yaitu rekam medis ditulis secara lengkap “atau” dengan menggunakan elektronik. Artinya bahwa rekam medis dapat saja memilih salah satu cara tersebut tertulis atau elektronik. Bahwa pilihan ini sebagaimana dikemukakan dalam Permenkes mengandung konsekuensi hukum yang berbeda, yang nantinya akan berakibat kedudukan rekam medis sebagai alat bukti juga terjadi perubahan fundamental dan berakibat hukum yang tidak sama.
Bila diamati apa yang diatur dalam kitab Undang-Undang Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata (HIR) tidak ada satu ketegasan mengatur bahwa catatan elektronik ditempatkan sebagai alat bukti utama. HIR pasal 164 menegaskan bahwa alat-alat bukti terdiri dari, bukti dengan surat, bukti dengan saksi, persangkaan-persangkaan, pengakuan dan sumpah. Begitu pula dalam Hukum Acara Pidana pasal 184 menegaskan bahwa alat bukti yang sah ialah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.
Berdasarkan kedua ketentuan atau peraturan tersebut diatas, tidak satupun yang menempatkan alat bukti elektronik sebagai alat bukti utama. Oleh karena itu, bilamana rekam medis yang tadinya tertulis dalam bentuk dokumen lengkap masuk pada alat bukti utama karena bentuknya sebagai bukti surat pada Hukum Acara Perdata dan bukti surat pada Hukum Acara Pidana. Bila konsekuensi pihak jatuh pada bentuk elektronik, konsekuensinya bahwa kedudukan sebagai alat bukti utama menjadi tidak utama. Konsekuensi inilah akan juga mempengaruhi atas keputusan-keputusan hakim nantinya, karena sebagaimana kita ketahui rekam medis adalah catatan dokumen-dokumen pemeriksaan, pengobatan tindakan dan pelayanan yang nantinya sangat diperlukan atau satu-satunya alat bukti tertulis bagi hakim. Secara yuridis pula dapat dikatakan bahwa undang-undang praktik kedokteran tidak dapat dikatakan mengamanatkan dapatnya menjadi pilihan tertulis atau elektronik, hal ini terlihat pencatatan dimungkinkannya secara elektronik hanya ditempatkan pada penjelasan undang-undang tidak pada batang tubuh undang-undang.

Kesimpulan
Kedudukan rekam medis secara dokumen tertulis sebagai alat bukti dalam hukum, baik dalam hukum acara pidana maupun dalam hukum acara perdata sama-samaditempatkan pada alat bukti utama. Hal ini sejalan dengan undang-undang praktik kedokteran bahwa rekam medis dibuat secara tertulis dalam bentuk dokumen-dokumen, adapun cara-cara elektronik yang dimungkinkan berdasarkan penjelasan undang-undang praktik kedokteran hanya membantu memudahkan secara administrasi, dan tidak merubah kedudukan sebagai alat bukti utama dalam kasus hukum.

Daftar Pustaka
• Undang undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
• Permenkes nomor 269/Menkes Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
• Kitab Undang Undan Hukum Acara Pidana;
• Kitab Undang Undang Hukum Acara Perdata (RBG/HIR);
• Sukarno Abumert, Perkembangan Hukum Acara perdata, 2001.

Dr. Sabir Alwy,SH.
Disalin dari Biro Hukum & Organisasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia Online tentang Rekam Medik

Software Praktek Dokter

November 28, 2013 0

Merupakan software aplikasi praktek dokter/dokter gigi, yang dapat membantu dokter dalam pengelolaan administrasi agar operasional data rekam medik pasien dan pendapatan dapat menjadi lebih mudah ditangani dan diketahui dengan lebih cepat dan efisien.
  1. Multi user (2 bagian (front, dokter) masing-masing bisa lebih dari 1 user).
  2. Backup Database dilakukan secara manual dan otomatis.
  3. Daftar Diagnosa dilengkapi ICD.
  4. Daftar Stok Obat.
  5. Transaksi pendaftaran pasien (bisa dilakukan oleh pasien sendiri, dgn tetap menggunakan sistem keamanan tertentu agar tidak terjadi gangguan pada sistem.
  6. Transaksi pemeriksaan, pemberian obat dan tindakan dokter.
  7. Data Riwayat untuk semua transaksi pemeriksaan, pemberian obat dan tindakan dokter yg dapat dilakukan Edit, Hapus oleh dokter.
  8. Laporan pertanggal, perpasien, pertindakan dsb.

Fitur-fitur lainnya :
Lengkap pendataannya
Mulai dari data antrian pasien, Anamnesa pemeriksaan, Data diagnosa dan riwayat diagnosa (dilengkapi ICD), Data resep obat (beserta harga) dan riwayat resep obat yg pernah diberikan pada pasien tersebut, Data tindakan (beserta biaya tindakan) dan riwayat tindakan yg pernah dilakukan pada pasien yg bersangkutan.
Mudah pengoperasiannya 
Proses pendataan mulai pendaftaran pasien yg bisa dilakukan langsung di front office (langsung oleh pasien sendiri atau tenaga asisten) atau langsung dimasukkan oleh dokter pd waktu pemeriksaan. Pengisian data sangat mudah, karena program didesain untuk dapat meminimalisir kesalahan.
Format laporan dalam berbagai jenis file 
Pembuatan laporan-laporan rutin harian dan bulanan juga sangat mudah, anda bisa mencetaknya langsung dari program atau di rubah kedalam ke berbagai format lainnya seperti file (excel, pdf atau html).
Keamanan database terjamin
Database hanya bisa diakses lewat program. Yg bisa mengakses program pun hanya mereka yg memiliki password.


 


Berikut beberapa contoh tampilannya...











Software Apotek / Toko Obat

November 28, 2013 3


Merupakan software aplikasi pengelolaan Apotek agar proses administrasi dan operasionalnya menjadi lebih mudah dan efisien.
  1. Multi user (2 bagian (admin,apotek) masing-masing bisa lebih dari 1 user)
  2. Setting Nama dan Alamat Apotek (untuk ditampilkan di struk)
  3. Backup Database dikerjakan secara manual dan otomatis
  4. Daftar supplier Obat
  5. Stok Obat (jumlah stok, harga beli, harga jual, expired date, Kartu Stok)
  6. Transaksi penjualan obat bebas, resep luar + cetak struk
  7. Transaksi retur penjualan obat + cetak faktur
  8. Data Transaksi Faktur (pembelian Obat) -> edit, Hapus
  9. Data Transaksi Obat Bebas dan Resep -> edit, hapus, cetak ulang struk
  10. Data Transaksi Retur -> edit, hapus, cetak ulang struk
  11. Laporan Faktur pembelian obat (perbulan, persupplier)
  12. Laporan Penjualan (per hari, per bulan : bebas,resep,semua)
  13. Laporan Neraca, Laba-Rugi, HPP (perbulan, perjenis: bebas, resep, semua)

Fitur-fitur lainnya :
Lengkap pendataannya 
Proses pendataan mulai dari pendataan stok/alkes (via faktur masuk), transaksi penjualan obat (bebas, resep dalam dan resep luar) di apotek sampai proses pembayaran transaksi di kasir. Laporan-laporan yg tersedia pun cukup lengkap dan komprehensif.
Mudah pengoperasiannya
Pengisian data sangat mudah, karena program didesain untuk dapat meminimalisir kesalahan. Pembuatan laporan-laporan rutin harian dan bulanan juga sangat mudah, anda bisa mencetaknya langsung dari program atau di rubah kedalam ke berbagai format lainnya seperti file (excel, pdf atau html).
Keamanan database terjamin
Database hanya bisa diakses lewat program. Yg bisa mengakses program pun hanya mereka yg memang berhak membukanya, karena setiap entry data selalu melalui username dan password, yg berbeda setiap bagian/divisinya.
Integrasi diantara semua modul program
Modul-modul program (dari stok obat/alkes, transaksi pembelian dan penjualan, serta kasir) terintegrasi dengan baik, sehingga setiap transaksi yg ada saling terkait satu sama lain. Hal ini tentunya sangat memudahkan dan mempercepat entry data serta mengurangi resiko kesalahan.

Berikut beberapa contoh tampilannya...





Software Laboratorium Klinik

November 28, 2013 0



Merupakan software aplikasi manajemen Laboratorium Klinik, yang berguna untuk membantu pelaksanaan semua kegiatan didalam laboratorium klinik, termasuk didalamnya rekam Medik dan keuangan, pembuatan Laporan Hasil Pengujian Laboratorium Klinik setelah proses pemeriksaan sampel uji klinis terhadap individu maupun karyawan suatu perusahaan rekanan, ataupun menerbitkan kwitansi pemeriksaan, mencetak hasil pemeriksaan laboratorium, membuat laporan penagihan, penghitungan jasa dokter, dsb.

Beberapa fitur yang dimiliki Aplikasi ini diantaranya:
  • Multi Tarif.
  • Multi User
  • Setting Logo, Nama dan Alamat Laboratorium bisa disesuaikan.
  • Mampu menampilkan keterangan gambar (+) untuk hasil pemeriksaan diatas normal, dan tanda (-) untuk hasil pemeriksaan dibawah normal.
  • Hanya menampilkan nilai normal/nilai rujukan sesuai dengan jenis kelamin/usia pasien.
  • Setiap pasien akan memiliki nomer Medical Record tersendiri sehingga data riwayat pemeriksaannya sangat mudah di telusuri.
  • Dapat memberikan harga pemeriksaan khusus member / discount.
  • Invoice yang lengkap sesuai dengan format standar kebutuhan laboratorium klinik.
  • Laporan detail jasa dokter pengirim dan tagihan untuk perusahaan
  • Laporan Laba Rugi dan Biaya Operasional.
  • Semua bentuk tabel dan laporan yg dihasilkan dapat diubah/eksport menjadi file excel, pdf, html dsb.
  • Backup Database dapat dilakukan secara manual dan otomatis.
  • Semua menu berbahasa Indonesia sehingga akan sangat memudahkan bagi pengguna yg awam sekalipun dengan komputer atau sistem kerja di laboratorium.

Perangkat komputer yang dibutuhkan adalah:
  • Monitor.
  • Printer.
  • CPU dengan processor minimal Pentium 4 atau yg lebih baru.
  • RAM 512mb atau yg lebih besar.
  • Keyboard dan Mouse.
  • Perangkat Jaringan (jika menginginkan untuk membangun sistem jaringan).

 

Berikut beberapa contoh tampilannya...







Sim Klinik

November 28, 2013 2




SIPRuS - adalah aplikasi sistem informasi manajemen klinik kesehatan atau praktek banyak dokter dengan satu manajemen yang telah dikembangkan oleh kalangan internal di sebuah rumah sakit pemerintah daerah di Jawa Timur. SIPRuS yang juga telah support INA-DRG ini telah mampu memberikan berbagai informasi pelaporan yang sudah disesuaikan dengan standar kebutuhan pelaporan yang disyaratkan sebuah KlinikKesehatan pada umumnya. 

Modul yang ada sementara ini :
  • Modul Pendaftaran
  • Modul Poliklinik (Rawat Jalan)
  • Modul IGD (Instalasi Gawat Darurat)
  • Modul Laboratorium
  • Modul Radiologi
  • Modul Honor dokter, Jasa Medis
  • Modul Kasir/Billing
  • Modul Piutang Asuransi & Corporate
  • Modul Medical Record

Berikut ini beberapa contoh tampilannya :






Sumber : www.pirantilunak.web.id



 Info lebih lanjut silakan hubungi : kuntosa@gmail.com

Biling Warnet Mandiri

November 28, 2013 6





Jika sebagian besar billing warnet membutuhkan server untuk pengaturan client dan menyimpan databasenya, tapi tidak untuk billing warnet yang satu ini. Ide awal dari pembuatan billing warnet ini adalah untuk memenuhi kebutuhan billing bagi usaha-usaha warnet atau rental komputer dengan jumlah pengunjung yang tidak terlalu banyak atau pada pemilik usaha warnet yang tidak memilik karyawan khusus untuk menjadi operator untuk menjaga warnet secara terus menerus. Jika pada billing warnet kebanyakan lainnya dibutuhkan minimal 2 komputer yang harus dinyalakan jika terdapat satu client saja yang dijalankan (server dan client), maka pada billing ini cukup komputer yg digunakan saja yg dinyalakan, sehingga dari perhitungan biaya listrik pun bisa jauh lebih ditekan.

Kenapa bisa terjadi demikian?... karena aplikasi billing ini diinstal pada masing-masing komputer client, dan akan dijalankan langsung ketika komputer dinyalakan. Sehingga user harus login dulu untuk dapat menggunakan komputer yang dimaksud.

Bagaimana dari sisi keamanannya?... jangan khawatir karena billing ini juga sudah dibekali kemampuan untuk mencegah perlakuan perlakuan curang yang biasa dilakukan oleh pengguna nakal, seperti anti task manager, anti ctrl-alt-del, merubah jam pada komputer, dll. Juga dilengkapi dengan password Administrator yang terenkripsi/diacak. 

Bagaimana dengan rekapitulasi datanya?... aplikasi ini pada dasarnya terdapat dua modul yaitu server dan client. Jadi administrator bisa memilih akan dijalankan sebagai server atau client. Jika dijalankan sebagai server, aplikasi ini membutuhkan pasword administrator dalam operasionalnya, seperti mengganti tarif, mengganti nama warnet, mengunduh data dari komputer client dll. Data yang diunduh dari masing-masing client inilah yang bisa dijadikan rekapitulasi untuk menghitung jumlah pendapatan dari warnet. Rekapitulasi data dari hasil mengumpulkan data masing-masing client tersebut dapat langsung dicetak atau diexport menjadi bentuk data lain seperti excel, pdf dll.

Billing ini menggunakan sistem pasca atau prabayar?... aplikasi ini awalnya dibuat dengan sistem pasca bayar (main dulu, lalu bayar belakangan) tapi setelah versi 3.5 telah dapat difungsikan menjadi sistem pra bayar (bayar dulu, lalu main sesuai jatah waktu yg didapat) pada sistem paketnya. Karena database pada aplikasi ini bersifat lokal, maka menyebabkan fungsi prabayar hanya dapat digunakan pada komputer yang sama pada waktu pertama kali login.

Beberapa fitur yang dimiliki Aplikasi ini diantaranya:
  • Stand Alone/Mandiri, artinya billing ini tidak tergantung kepada komputer server dalam menjalankannya, sehingga jika ada masalah pada komputer server tidak akan menggangu kerja warnet secara keseluruhan
  • Mendukung sistem tarif dan paket
  • Dilengkapi dengan password Administrator yang terenkripsi/diacak
  • Dapat dijalankan sebagai server atau client
  • Memiliki kemampuan anti Task Manager, Ctrl-Alt-Del, dll (pada sesi client)
  • Mampu mencegah user nakal yang merubah jam pada komputer
  • Dapat melanjutkan penghitungan billing jika ternyata komputer macet, restart atau listrik padam
  • Rekapitulasi data bisa langsung diprint atau di export kedalam bentuk file lain
  • Tersedia menu backup dan restore database
  • Gambar lock screen mudah diganti mengikuti wallpaper yang ada 
  • Shutdown dan Restart komputer hanya bisa dilakukan oleh Administrator
  • (Fitur BiMa mulai versi 3.0)
  • Memiliki sistem kemampuan peringatan dini, jika file aplikasi billing warnet ditempeli virus seperti virus alman, ramnit, sality dll
  • Blokir aplikasi yang tidak diinginkan contoh: Internet Download Manager 
    (pada sesi client)
  • (Fitur BiMa mulai versi 3.5)
  • Dapat difungsikan menjadi billing sistem prabayar pada sistem paketnya
  • Perbaikan algoritma pemrograman sehingga semakin ringan untuk sistem dengan hardware yang pas-pasan

Sistem PraBayar:
  1. Masukkan jumlah voucher/paket yang akan disediakan pada pengaturan paket
  2. User bisa melakukan pembayaran terlebih dulu untuk besar voucher yang diinginkan. Contoh : Rp10000 untuk 240menit/4jam
  3. User dapat melakukan login sistem paket pada komputer manapun dengan menggunakan namanya sebagai userid (untuk memudahkan pengecekan oleh admin jika user lupa pasword)
  4. Setelah digunakan dalam beberapa waktu (kurang dari 4 jam) user bisa logout dengan melakukan klik kanan pada tombol start untuk memunculkan menu simpan paket (seperti contoh gambar dibawah)
  5. Selanjutnya sistem akan mengeluarkan pasword secara acak sebagai kunci/user id yang akan digunakan pada lain waktu DI KOMPUTER YANG SAMA
  6. User dapat mengetahui sisa waktu yang dimilikinya karena pada sistem paket waktu yang muncul akan dihitung secara mundur

Petunjuk cara install:
    1. Database BiMa versi 2 tidak kompatibel dengan versi 3
    2. Jalankan file setup_BiMa.exe
    3. Arahkan folder lokasi program ke drive D atau drive lainnya selain C, jika drive C akan dipasangi deepfreeze atau aplikasi sejenisnya, karena aplikasi ini akan menyimpan databasenya pada drive komputer itu sendiri (tanpa server)
    4. Tentukan password administrator pada waktu pertama kali dijalankan. Pasword defaultnya adalah "demo" tanpa tanda petik
    5. Lakukan pengaturan pada aplikasi ini apakah akan berjalan sebagai server atau client
    6. Lakukan full sharing pada lokasi folder instal aplikasi ini, supaya proses unduh data ke aplikasi server bisa berjalan dengan baik
    7. Tentukan nama komputer client secara spesifik, contoh: Komp-1, Komp-2, dst. Nama komputer ini akan digunakan sebagai identifikasi pada database server  
    8. Nonaktifkan shutdown dan logoff pada windows dengan cara jalankan gpedit.msc
    9. User Configuration> Administrative Templates> Start Menu & Taskbar> Remove And Prevent Access To Shut Down Command = Enabled   
    10. User Configuration> Administrative Templates> Start Menu & TaskbarRemove Logoff on the Start Menu = Enabled
    11. TERAKHIR... disable gpedit.msc, regedit, pengaturan jam, dll melalui menu Administrator - Pengaturan, untuk mencegah pengguna yang 'nakal'
    12. Install juga program remote seperti tightVNC untuk memudahkan kontrol pada client
    13. Untuk mempermudah langkah 8-11 anda juga bisa menggunakan software bantu seperti winlock dan sejenisnya
    Silahkan pilih alternatif download :

                                             


    Berikut beberapa contoh tampilannya... 

    Pengaturan Tarif

    Pengaturan Paket

    Rekap Pendapatan
     
    Tutup aplikasi saat billing selesai

    Blokir aplikasi selama billing bekerja

    Menu pengaturan lainnya

    Sumber : www.pirantilunak.web.id